PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASA KINI

Susanto_ Hadirnya medsos seperti facebook, instagram, twitter, whatsapps dan lain sebagainya, adalah sebagai media yang membawa kita pada sistem jaringan internet. Hal ini juga yang terus membawa kita pada ketidakterbatasan informasi baik Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, bahkan perkembangan diberbagai belahan dunia. Keterbukaan informasi inilah yang terus mengajak kita untuk terus memantau serta mengikuti perkembangan-perkembangan dan isu-isu secara globalisasi.

Peran medsos pada kehidupan pada kini sangat mempengaruhi kehidupan psikologis manusia. Karena kita tahu tidak semua media yang kita lihat memiliki pesan moral yang positif. Dalam hal ini, tentu ada kalanya kita temukan medsos yang menyampaikan pesan moral yang negatif dan hoax (yang kita kenal sebagai berita bohong, mengandung unsur diskriminatif dan lain sebagainya). Hal tersebut sangat mudah sekali disebarluaskan melalui media online atau medsos yang ada.

Oleh karena itu, Pemerintah menyarankan kepada kita melalui Undang-undang Informasi dan transaksi Elektronik didalam pemanfaatan media sosial. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, pasal 3 menyatakan : bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi (IT) dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian Hukum, manfaat, Kehati-hatian, Etikad baik, kebebasan memilik Teknologi dan media yang netral.

Berdasarkan asas pemanfaatan diataslah, peran Medsos tentunya sangat mendukung bangsa ini dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa, Ekonomi, dan meningkatkan Kesejahteraan masyarakat yang artinya menjadi peran semua komponen bangsa. Memperhatikan hal diatas juga, Undang-undang IT sangat menekankan kepada kita bahwa didalam pemanfaatan teknologi yang baik adalah tidak menimbulkan unsur SARA, Dikriminatif, aspek perjudian, melanggar kesusilaan, pencemaran nama baik, pengancaman dan lain sebagainya sebagaimana dimuat pada pasal 28, pasal 29, sampai pasal 31.

Oleh karena itu, mari kita pergunakan media sosial secara bijak.
Penulis dan Editor : Susanto, S.Pd (11/09/2017)

Sumber : Undang-undang nomor 11 tahun 2008

MENGINGAT KEMBALI TRADISI BERBURU DAN LADANG BERPINDAH SUKU DAYAK TEBIDAH

Susanto_Suku Dayak Tebidah kecamatan Kayan Hulu memiliki banyak tradisi yang merupakan kearifan lokal didaerah tersebut pada zaman nenek moyang dahulu, salah satunya adalah berburu hewan berupa Babi Hutan, Rusa, Kijang dan lain-lain yang dikenal dengan sebutan (Ngipok). Tradisi ini adalah sebuah kebiasaan masyarakat adat pada masa itu ketika sudah selesai panen Ladang (Umo). Tradisi ini, biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki secara berombongan dengan membawa berbagai macam jenis perlengkapan berburu seperti Asuk (Anjing Pemburu), Isau(Pisau), Sumpit, Damok (peluru), Sodung (sejenis tas untuk membawa hasil berburu), dan berlengkapan makan. Namun, juga tidak menutup kemungkinan hal ini juga dilakukan oleh kaum Perempuan. Tradisi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sayur mayur pada saat mereka Berladang, karena pada saat membuka ladang baik itu Nebas (membuka lahan), Nobong (menebang pohon) bahkan sampai kepada pembakaran Ladang, jarak waktu dan kesibukanpun sangatlah padat sehingga mereka tidak sempat lagi untuk berburu. Sistem berburu biasanya pada saat di Hutan sedang ada musim buah Berangan, dan tradisi ini mereka sebut Ngipok Sopan. Hasil berburupun biasanya mereka bagi secara rata untuk kaum laki-laki yang ikut, dan menggunakan sistem bagi (Nguntung) kepada keluarga yang tidak ada perwakilannya. Karena tempat mereka masih berada di rumah betang (Rumah Panjang) dimana biasanya terdiri dari 10 sampai 20 keluarga.

Selain kebiasaan berburu, masyarakat Dayak Tebidah pada masa itu juga masih menganut sistem Ladang berpindah, dimana setiap tahun mereka membuka lahan-lahan baru, hal tersebut juga mereka lakukan secara bersama-sama (yang disebut dengan “Berinjam”) dan Ladangnyapun berdekatan, sambung menyambung (yang disebut “Seantai”). Namun, dalam tradisi tersebut, menurut beberapa tokoh tua Tebidah yang masih merasakan langsung tradisi ini, mereka menceritakan bahwa mereka tidak lupa untuk menjaga kearifan lokal didaerah tempat mereka berladang, mereka selalu menjaga alam, yang artinya bersahabat dengan alam yang mereka tempati tersebut. Sehingga walaupun masih menggunakan sistem ladang berpindah, lingkungan masih tetap terjaga.

Namun seiring dengan perkembangan Zaman, hal ini pun hampir mulai punah. Kalaupun masih ada, untuk sistem berburu sudah menngunakan alat-alat yang lebih canggih, menggunakan Senapan dan sistem Ladang berpindahpun mulai berevolusi kepada sistem Sawah. Kalaupun masih ada, dengan dikeluarkannya peraturan Pemerintah yang dengan terang-terangan melarang membakar Hutan, masyarakat Adat mulai takut dan tidak berani untuk membuka lahan baru yang lebih besar, karena kearifan lokal yang ditentukan melalui undang-undang sifatnya sangat terbatas. 

Penulis dan Editor : Susanto, S.Pd

Gambar : Google

Sumber : Cerita Budaya Lokal sub suku Dayak Bedungan Pengkadan Tebidah

HUT RI KE-72 DI DESA NANGA LAAR : TUAN RUMAH PERTAHANKAN JUARA UMUM

NANGA LAAR – Peringatan HUT RI yang ke-72 yang tahun ini kembali digelar dipusat desa Nanga Laar mulai tanggal 10-17 Agustus 2017 berjalan aman dan lancar. “tanpa mengabaikan makna kemerdekaan dan mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang bagi negeri ini, mari kita rayakan dengan penuh hikmat, dengan membawa semua lapisan masyarakat untuk sama-sama bisa merasakan momen-momen tersebut, yang salah satunya adalah dengan upacara bendera dan mengadakan berbagai macam perlombaan.’’ Demikian disampaikan oleh Kepala Desa Nanga Laar dalam amanatnya pada saat menjadi Inspektur upacara.

Kegiatan perayaan yang mana dengan dibukanya berbagai macam perlombaan oleh Panitia penyelenggara seperti Volly Ball, Futsal, Catur, menyanyikan Lagu Wajib Nasional, Tarian Tradisional, Tarik Tambang, Panjat Pinang dan lain sebagainya adalah dengan melibatkan desa-desa tetangga sekitar wilayah desa Nanga Laar diantaranya Desa Nanga Abai, Nangkak Lestari, Nanga Kerapuk, Nanga Tampang, Riam Muntik dan Desa Tanjung Miru. Selain itu juga, panitia juga menyiapkan malam Hiburan Rakyat selama 4 malam berturut-turut berupa Orgen Tunggal. 

Jaros Tono, dalam sambutan sebagai Ketua Panitia menyampaian ucapan terima kasih kepada semua kontingen yang telah bersedia menghadiri undangan, selain itu juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan dari panitia dalam menyambut tamu dan sekaligus sebagai tuan rumah. “kami sangat senang karena semua sangat antusias mengikuti kegiatan ini, kami menggucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, baik dari segi moril, dana, tenaga, dan lain sebagainya terutama warga Desa Nanga Laar.’’ Demikian disampaikannya pada saat malam penutupan dan pembagian hadiah. Ditambahkan Kepala Desa Nanga Laar (Suarsono),’’ kegiatan ini adalah merupakan momen yang menjadi agenda tahunan Pemerintah Desa Nanga Laar bersama BPD yang tentunya adalah agenda semua masyarakat Desa Nanga Laar yang meliputi 3 wilayah Dusun, dana kami memang sangat terbatas. Tapi hal ini tidak menyurutkan semangat untuk memaknai momen kemerdekaan ini yang hanya 1 kali dalam setahun, kami berharap semua kontingen jangan melihat angkanya tapi maknanya,”demikian tukasnya sambil menutup kegiatan secara resmi dengan dipukulnya Gong oleh Ketua BPD Nanga Laar.

Adapun pemenang Lomba dalam rangka perayaan HUT RI yang ke-72 di Desa Nanga Laar adalah :

Volly Putra Juara 1, 2 dan 3 ( Desa Nanga Tampang, Desa Nanga Abai dan Desa Nangkak Lestari).

Volly Putri juara 1, 2 dan 3 (Desa Nanga Abai A, Desa Nanga Kerapuk, dan Nanga Abai B)

Futsal Juara 1, 2 dan 3 ( Desa Kerapuk Jaya, Desa Nanga Laar, dan Desa Nanga Laar)

Catur Juara 1, 2 dan 3 (Desa Nanga Laar, Desa Nanga Laar dan Desa Tanjung Miru).

Lagu Wajib Juara 1, 2 dan 3 (semua Desa Nanga Laar).

Tarian Tradisional Juara 1, 2 dan 3 (Nanga Laar, Nanga Laar dan Desa Kerapuk Jaya).

Tarik Tambang Juara 1, 2 dan 3 (Desa Tanjung Miru, Desa Nanga Laar, dan Desa Riam Muntik).

Gaplek Juara 1, 2 dan 3 (Semua dari Desa Nanga Laar).

Dayung Sampan Juara 1, 2 dan 3 (Semua dari Desa Nanga Laar).

Menyumpit Juara 1, 2 dan 3 (Desa Nanga Laar, Desa Nanga Laar, Desa Kerapuk Jaya).

Sehingga didalam perhitungan komulatifnya, Tuan rumah Desa Nanga Laar mendominasikan semua jenis perlombaan dan Piala Bergilir tahun 2016 lalu kembali diraih oleh tuan Rumah Desa Nanga Laar.

Penulis dan Editor : Susanto (Staff Desa Nanga Laar)

Sumber dan Gambar : Pemdes Nanga Laar

​SEPUTAR LANGKANYA TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DIKOTA SINTANG

 

Susanto_ Kota Senentang saat ini sedang dihebohkan oleh langkanya tabung gas elpiji 3 kg. Mengenal hal ini, siapakah yang menjadi dalangnya? Kata sebuah media online di Sintang (baca : https://senentangnews.com/read/10861/oalah-gas-elpiji-3-kg-susah-didapat-di-sintang-siapa-nih-dalangnya )

Dikabarkan, bahwa Pemda setempat belum memahami dan mendalami penyebab langkanya kebutuhan didapur di wilayah bumi Senentang ini.

Menurut masyarakat setempat, kalaupun masih ada kios-kios yang menjual tapi ini dimanfaatkan dengan menjual harga yang tinggi, bahkan sampai 30% diatas harga biasanya.

Mengenai masalah tersebut, saya jadi berpikir? Ternyata produk dalam negeri kerap menimbulkan masalah dan keresahan pada masyarakat, apalagi kalau konsumennya semakin meningkat, pasti ada cengkuneknya. Hmm

Ingat saja beberapa tahun lalu, pada saat Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM. ternyata menjadi peluang bisnis dari negara lain di dunia. Pada saat Indonesia mengalami krisis minyak, harga naik, dan langka (contoh : minyak tanah). Sementara masyarakat pada umumnya mayoritas memakai baik untuk memasak, minyak lampu dan lain sebagainya. Maka orang luar mulai menciptakan inovasi baru sebagai penganti. Contohnya saja Panel Surya/solar panel. Nah, siapa yang menciptakan dan mendapatkan keuntungan besar dari bisnis ini, tentunya bukan orang Indonesia. Kita sudah rugi bisnis bung ?

Nah, bagaimana kalau negara luar kembali berinovasi menciptakan : KOMPOR TENAGA SURYA mungkin, dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (Matahari). Kan rugi lagi negara kita. Akhirnya, imporkan?

Nah, Pertamina tidak simpan baik-baik Aset negeri ini, kurang lakukan koordinasi dan pengawasan. Orang luar gunakan kesempatan dalam kesempitan, kan pemerintah dalam negeri yang repot dan rugi. Kami sih apa, konsumen am tuk. Yang murah, hemat dan praktis itu yang kami pilih. Kati paham kita. Begitulah Kerionk Goguk. (07/09/2017).

Penulis dan Editor : Susanto

Yesus dimuliakan diatas Gunung 

===》Yesus dimuliakan diatas Gunung 《===
Minggu, 26 Februari 2017

Nast : Matius 17:1-13

Oleh : Pdt. Alox Dasilelo, M.Th

​Matius 17 : 2 “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang”

Sama dengan apa yang terjadi di gunung Sinai kala itu Allah menampakn diri kepada nabi Musa, ini adalah sebuah awal perjuangan seorang nabi Musa di Tanah Mesir.

Mengapa Yesus dimuliakan diatas Gunung :

– Sebuah Fenomena Yesus akan mengalami masa sulit ketika pada saat ia akan disalibkan di bukit/gunung Golgota.

– Merupakan permulaan penderitaan (bdk. Pasal 16:22).

-Allah membritakan sebuah penderitaan Yesus melalui perantara nabi Elia dan Nabi Musa.

– dan ini untuk pengenapan hukum taurat seperti apa yang terjadi pada nabi Elia ketika menghadapi nabi-nabi palsu dan ketika Musa diberi tugas oleh Allah untuk mengembalikan bangsa pilihan-Nya yaitu bangsa Israel dari Tanah Mesir yang kira-kira berjumlah 2juta orang dan Musa harus menghadapi raja mesir.

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Allah selalu memberitahukan segala terlebih dahulu, baik kepada Elia, Musa, dan Yesus. 

Aplikasinya bagi kita adalah :

a. Kita hendaknya selalu mempersiapkan diri seperti apa yang dilakukan oleh Yesus (ayat 9 dan 11).

b. Pengenapan hukum taurat tentang sebuah awal penderitaan, sebagai sebuah persiapan (ayat 5, 9 dan 12).

Tuhan Yesus menyertai, selamat merayakan minggu sengsara I. Amin

Editor : Susanto

Pengakuan Petrus (Rancangan Kotbah)

 

Hari : Minggu, 09 April 2017

Bacaan : Yesaya 50:4-11

Nast : Matius 16:13-20 (Pengakuan Petrus)


SUB THEMA : MEMBRITAKAN KABAR BAIK SEBAGAI GAYA HIDUP ORANG PERCAYA (Perayaan HUT GKE ke-178)

siapakah-aku-ini-mat-16

Gambar : Yesus di Kaisarea Filipi

PENGANTAR

Syalom, Perenungan ini saya mulai dari sejarah berdirinya GKE : ini dimulai suatu ketika misionaris dari Jerman datang ke Kalimantan bernama Barnstein. Kedatangannya adalah untuk menyebarkan agama kristen (kira-kira 26 Juni 1835) melalui misi Zending. Pada Sinode Umum di Kuala kapuas yang berlangsung sejak tanggal 2-6 April 1935. Persidangan tersebut dihadiri oleh 30 orang Kristen Dayak dan 8 orang Penginjil Zending. Dalam persidangan tersebut, pada tanggal 4 April 1935 pukul 12 siang disahkan secara resmi Peraturan Gereja I Gereja Dayak Evangelis yang diberi nama Gereja Dayak Evanggelis (GDE). Sejak tahun 1945, GDE mulai membangun wajah baru dengan kehadirannya yang semakin kokoh di bumi Kalimantan. Pada saat yang sama, seiring dengan tumbuhnya kesadaran dan semangat keesaan gereja, GDE semakin terlibat di dalam kegiatan oikumenis Gereja-Gereja di Indonesia. Hal ini selanjutnya ditunjukkan dengan kesadaran bahwa orang-orang yang bisa menjadi anggota gereja ini bukan hanya orang Dayak, melainkan semua orang dari berbagai suku bangsa yang ada di Kalimantan.

Atas dasar kesadaran oikumenis itulah, maka pada Sinode Umum GDE ke-5 Di Banjarmasin pada tahun 1950. seiring dengan masuknya GDE menjadi anggota Dewan gereja-Gereja Di Indonesia (DGI), nama Gereja Dayak Evangelis (GDE) diganti menjadi “GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS” (GKE) pada tanggal 4 April 1935 . Gereja ini tidak lagi membatasi diri sebagai gereja suku tetapi gereja yang terbuka untuk semua orang yang ada di Kalimantan (sumber : gerejakalimantanevangelis.blogspot.com).



ISI/PEMBAHASAN :


Saudara, pada saat Yesus tiba didaerah Kaisarea Filipi ia bertanya pada murid-muridnya tentang siapa diri-Nya?

– Murid-murid-Nya pun menjawab dengan berbagai macam jawaban (bc. Ayat 13-15).

– Kecuali Simon Petrus yang dengan tegasnya menjawab “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (ayat 16).


Berdasarkan Dua pokok diatas saya ingin mengajak kita kembali kepada pemabahasan kita diawal tadi “mengenai Sejarah berdirinya GKE”, yaitu :


1. GKE berdiri dibumi Kalimantan bukanlah hal yang singkat, melalui perjalan an dan sejarah yang panjang dari tahun 1835-1935. Begitu juga perjalanan/misi Yesus didalam pembritaan Injil dalam Kitab Matius ini, mulai dari kelahiran-Nya (berupa Pengenalan diri) – melalui mujizat (berupa karya keselamatan) – kematian (penebusan) – hingga kebangkitan (misi pelayanan=nant dijelaskan)


2. Pengakuan Petrus disini merupakan sebuah awal dari misi Pelayanan yang saya maksudkan diatas, karena melalui murid-murid-Nya inilah Yesus mengitruksikan agar Petrus dan yang lainnya meneruskan misi yang telah dimulai oleh Yesus, karena Ia telah mengetahui diri-Nya akan mati dan disalibkan demi Karya Penebusan dosa manusia. (bdk. Jadikanlah semua Bangsa murid-Ku).


3. Menjadi saksi sejarah dengan melalui pengakuan Simon Petrus, sehingga dalam kesempatan ini juga Yesus menyatakan sebuah Janji & karya keselamatan untuk mendirikan Jemaat Allah (ayat 18). Bdk. 1 Petrus 2:4-5. dan


4. Melalui pengakuan Petrus juga Yesus menjelas mengenai konsep/Rahasia kerajaan Sorga  (ayat 19).


APLIKASI/PENERAPAN :

Saudara, hari ini merupakan HUT GKE (178), berarti kita (jemaat GKE) telah mengenal Kristus selama 178 tahun, bukan waktu yang singkat saudara. Lalu, pertanyaannya bagi kita :


a. Sudahkah kita menyadari bagaimana perjalanan panjangnya Kasih Kristus memberkati Hidup kita, orang tua kita, saudara kita, Istri dan anak kita yang tepat pada hari ini kasih itu kita kenal sudah 178 tahun di tanah kita ini ?


b. Sudahkah kita mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan kita yang hidup didalam Roh dan Kebenaran seperti apa yang Petrus lakukan?


c. Sudahkah kita menjadi saksi sejarah karya Penyelamatan untuk saudara kita yang belum mengenal Kristus ?


d. Dan yang terpenting – Sudahkah kita Membritakan Kabar Baik Sebagai Gaya Hidup.


Selamat Hari Ulang Tahun Gereja Kalimantan Evanggelis (HUT GKE) yang ke-178. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin


Penulis dan editor : Pnt. Susanto (BPH)

Gereja : GKE Maranatha Pitis, Resort Tebidah


==== MARANATHA PITIS ====

Hal Berdoa (Rancangan Kotbah)


Hari : Minggu, 05 Maret 2017

Bacaan : Yesaya 49:8-26

Nast : Matius 6:5-15 (Hal Berdoa)


SUB THEMA : BERDOA SBG GAYA HIDUP ORANG PERCAYA.


Pengantar

Syalom, setiap orang pasti pernah berdoa. Hal ini tentunya bukan hal yang langka dalam hidup manusia. Ada sebuah kisah yang sering diceritakan melalui bermacam-macam veri “ disebuah Desa terpencil anak seorang anak sekolah minggu yang pada pagi itu berangkat sekolah sendirian, ketika dijalan ia bertemu dengan seekor Ular berbisa yang kelihatan hendak mematuknya, dalam kepanikannya ia bingung mau melakukan apa, lalu ia berdoa tapi anak ini bingung mau mengatakan apa. Doanya seperti ini “Tuhan Yesus berkatilah makanan ini, Amin”. Dan pada saat anak ini membuka mata, ternyata ular itupun lari”.

Saudara, Yesus memberikan sebuah pelajaran berharga melalui Matius 6:5-15 ini tentang berdoa yaitu :

Bagaimana seharusnya cara kita berdoa ?

Apa saja yang semestinya kita doakan ?


ISI :

Di Gallilea, Yesus menekankan bagaimana konsep berdoa yang benar :

Yesus menekankan janganlah kita berdoa seperti orang munafik (jelas dalam ayat 5).

Hendaknya kita harus berdoa ditempat khusus/seharusnya (ayat 6).

Jangan berdoa bertele-tele (ayat 7).

Apa yang semestinya kita doakan :

Seperti anak dalam kisah tadi, ia mengusir ular yang hendak mematuknya dengan doa makan kalau kita perhatikan tadi. Bagaimana bisa? Mari kita lihat pada ayat 8, menekankan/mengintruksikan :

Tuhan menyelamatkan anak ini, karena Tuhan mengetahui apa yang anak ini perlukan pada saat dalam desakan yang ia alami, yaitu “selamat dari Ular itu”. Diperjelas lagi :’’Sebab Rancangan-Ku bukanlah Rancangan yang jahat, tetapi rancangan Damai Sejahtera”.

Berdoalah dengan singkat, padat dan Tulus sebagaimana yang diajarkan Yesus dalam ayat 9 s/d 13.


APLIKASI :

Saudara, melalui Matius 6:5-15 Tentang hal berdoa mari kita hayati bersama-sama sesuai dengan Sub tema “berdoa sbg gaya hidup orang percaya”, yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana menjadikan Doa sebagai sebuah kewjiban orang Kristen (umum) & Jemaat GKE (khusus), yaitu :

Hendaklah kita selalu bersyukur dalam segala hal dengan berdoa (doa ungkapan syukur).

Hendaknya kita berdoa jangan seperti orang munafik, Karena Tuhan tahu apa yang kita butuhkan.

Hendaklah kita selalu Bersiap siaga karena kita tidak tahu bahaya apa yang akan mengancam kita (bdk. Efesus 5:16).

Hendaklah kita selalu menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan & merendahkan diri dihadapan Tuhan.

Selamat merayakan hari doa sedunia & hari doa anak-anak sedunia. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin


Oleh : Pnt. Susanto, S.Pd


==== MARANATHA PITIS ====

Manfaat Rebung Untuk Kesehatan Tubuh 

Manfaat Rėbung Untuk Kėsėhatan Badan – Rėbung yaitu satu diantara jėnis makanan khas tėmpat Asia yang mėmiliki susunan dan aroma yang dėmikian khas, namun tidak umumnya orang gėmari dėngan jėnis makanan ini. Rėbung ini datang dari tunas yang tumbuh di sėkitaran akar bambu.

Umumnya orang-orang Asia tėrmasuk di Indonėsia sėringkali mėngolah rėbung jadi masakan sėpėrti sayur ataupun di tumis. Sėlain itu, saat ini rėbung juga kėrap untuk jadikan bahan makanan olahan sėpėrti kėripik dan asinan. Walaupun makanan khas pėdėsaan ini mėmiliki rasa yang sėdikit anėh, namun nyatanya mėngkonsumsi rėbung mėmiliki sėgudang manfaat untuk kėsėhatan badan.

Mėnginginkan tahu, apa saja faėdah rėbung untuk kėsėhatan badan? Itu infonya.

1. Mėnurunkan bėrat tubuh

Rėbung mėmiliki k4ndungan kalori yang rėndah namun sayangnya tak sėbagian orang yang tahu. Sėlain itu rėbung juga kaya sėrat sampai dapat buat Anda cėpat kėnyang waktu mėngonsumsinya.

2. Mėnurunkan cholėstėrol

Jumlah kėsėluruhnya k4ndungan gula dalam rėbung yakni 2, 5 gr sėtiap 100 gr porsinya. Sėbėntar k4ndungan lėmak bosan dan tidak jėnuhnya yaitu 0, 49 gr. Kė-2 hal sėjėnis ini mėnjadikan rėbung sėbagai makanan yang bisa kurangi kadar kolėstėrol d. a. r. a. h, lipid, dan mėnyėhatkan jantung.

3. Mėngobati pėrsoalan pėrnapasan

Rėbung m3ng4ndung sumbėr protėin yang baik dan asam amino. Sampai rėbung bėrguna untuk mėngobati pėrsoalan pėrnapasan sėpėrti hidung tėrhambat, batuk, dan pilėk.

4. Tingkatkan sistėm kėkėbalan tubuh

Rėbung kaya vitamin sėpėrti vitamin B6, vitamin Ė, vitamin A, niasin, riboflavin, thiaminė, dan asam folat. Rėbung juga m3ng4ndung minėral sėpėrti kalsium, magnėsium, sėng, natrium, fosfor, kalium, tėmbaga, mangan, dan zat bėsi. Sėmua nutrisi ini tėntunya paling utama untuk pėningkatkan sistėm kėkėbalan tubuh.

5. Mėnyėhatkan pėnc3rnaan

Makan rėbung bisa mėnyėmbuhkan bėbėrapa pėrsoalan pėnc3rnaan sėpėrti gastro3ntėritis dan diarė. Sėlain itu, rėbung bisa pula digunakan sėbagai obat untuk mėngobati cacingan.

6. Mėnurunkan tėkanan d. a. r. a. h

Karėna rėbung tinggi akan k4ndungan kalium di dalamnya jadi bisa mėnurunkan tėkanan d. a. r. a. h dan mėmbuat pėrlindungan agar tėkanan d. a.. r. a. h tėtaplah normal. Makan rėbung juga dikėnal dapat kurangi dėprėsi, kėcėmasan, dan pėnyakit mėnt4l.

7. Mėl4wan kankėr

Ada k4ndungan fitostėrol di dalam rėbung sėpėrti klorofil, amilasė, dan flavonė buat rėbung jadi makanan yang prima untuk mėl4wan kankėr.

8. Mėnyėmbuhkan bisul dan luka

Mėnurut pėnėlitian kėsėhatan paling baru, rėbung mėmiliki ciri-ciri anti-inflamasi dan analgėsik di dalamnya yang mėmbantu mėmpėrcėpat systėm pėnyėmbuhan luka dan bisu.

9. Mėmpėrlancar siklus m3nstru4si

Siklus menstruasi Anda sėringkali tidak lancar? Coba untuk akan rėbung. Sėbab rėbung mėmiliki bahan alami yang bisa mėmpėrlancar siklus m3nstru4si dan kurangi nyėri.

10. Mėnginduksi pėrsalinan

Rėbung tėrmasuk dalam tanaman utėrotonika yang dapat mėningkatkan kon.trasi r. a. h. i. m untuk mėmpėrlancar systėm kėlahiran.

Tėrsėbut bėbėrapa faėdah rėbung untuk kėsėhatan badan, sėmoga info diatas dapat bėrguna dan sėlamat mėncoba.

http://www.kabarsehatterbaru.com/2016/08/colestrol-turun-drastis-asma-teratasi.html

​Mati Lampu, Masalah Yang Tidak Pernah diberi Solusi

Susanto- Melihat kondisi lampu di kota Sintang yang begitu memprihatinkan, saya memutuskan untuk kembali berkarya dalam sebuah tulisan, entah ini disebut Curhat(Versi ABG), Ocehan (Versi ibu-ibu), keluhan (Versi Masyarakat Awam) atau Kritikan (Versi kritikus). Ah, intinya saya masuk kedalam bahasanlah, entah tulisan ini dalam bentuk versi apapun, yang penting saya sudah memenuhi keinginan KERIONG GOGUK saya. Begitulah kira-kira.

Mari kita lanjutkan, keprihatinan saya bukan berawal dari kecurigaan atau sejolinya, tetapi saya harus menunjukan fakta disini. Dari tahun ketahun peningkatan kepercayaan pengguna Listrik Negara (PLN) semakin menurun, ini kalau kita meliht bagaimana kinerja dari BUMN ini, contohnya saja di Kabupaten Sintang, masyrakat sudah sering sekali mengeluh mati lampu setiap malam, bahkan ada yang sampai tiga sampai dengan empat kali padam dalam sehari. Ini juga yang memunculkan sebuah argumen kritikan dari seorang dewan Sintang beberapa waktu lalu melalui media cetak Kapuas Post, beliau adalah ketua komisi C DPRD Sintang pak Tuah Mangasih, melalui media ini beliau memaparkan bahwa alasan dari PLN Sintang selalu mati karena keterbatasan arus. Dalam hal ini saya setuju dengan stagtement beliau yang kurang setuju dengan alasan PLN  tersebut, menurut beliau “Kalau memang PLN kelebihan arus atau arus yang terbatas, tapi mengapa PLN selalu memberikan kesesempatan untuk pemasangan arus baru”. Nah, kalau menurut saya, ini tidak masuk akal sama sekali, ada beberapa alasan yang tidak meyakinkan dengan alasan sebuah arus, yang pertama : PLN terus saja membuka pengguna baru, atau pemasangan arus baru, otomatis akan meningkatkan beban arus dong. Yang kedua : PLN selalu mengisyaratkan kepada pengguna yang masih menggunakan arus Kwh 450watt untuk dinaikan menjadi minimal Kwh 900watt, otamatis menambah arus listrik. Nah, dari kedua alasan diatas, jelas dong kalau ada masalah, tapi tidak diberi solusi.

Mati Lampu, Masalah Yang Tidak Pernah diberi Solusi. Saya kira merupakan kalimat yang menarik, mengapa saya katakan demikian. Karena masyarakat pengguna Listrik sudah jengkel sekali dengan kinerja PLN yang sering sekali memadamkan lampu dikota Sintang, seharusnya pihak PLN harus menemukan bagaimana solusi yang harus dilakukan dalam rangka menuntaskan mati lampu, tapi saya melihat meskipu masyarakat sering mengeluh mati lampu, ternyata pihak PLN selalu mengabaikan keluhan tersebut, seharusnya PLN harus bisa menunjukan kinerja maksimal. Saya kira masalah mati lampu harus cepat dituntaskan, karena kami masyrakat sangat-sangat membutuhkan listrik, karena banyak sekali aktifitas yang menggunakan listrik. Apalagi pada malam hari sering terjadi pemadaman listrik, bukan hanya pekerjaan yang tidak dapat dilakukan, tapi ini juga bisa memberikan kesempatan para pencuri untuk bereaksi. Sorry saya sedikit menyimpang, tapi mudah-mudah ada benarnya juga ya. Hehe

Terakhir dari pernyataan ini, kami mengharapkan agar PLN secara maksimal mampu memberikan solusi (menghdirkan lampu), bukan masalah (memadamkan lampu).  Begitulah Keriong Goguk.

Penulis dan Editor : Susanto