Materi Kuliah Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat


MATERI UTS

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pandangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, pada dasarnya memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains teknologi dan masyarakat, melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap dampak lingkungan sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi (Poedjiadi, 2005).

1. Pendekatan STM pada hakekatnya dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya informasi ilmiah dalam dunia pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam kehidupan siswa sehari-hari sebagai anggota masyarakat.
2. Implementasi pendekatan STM, dapat dilakukan melalui empat fase yaitu invitasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan dan solusi, dan mengambil tindakan.
3. Problematika dalam penerapan pendekatan dapat berupa concerns over conkekhawatiran konten, discomfort with grouping,ketidaknyamanan dengan pengelompokan, uncertainties about evaluation,ketidakpastian tentang evaluasi, frustrations about student population, andfrustrasi tentang populasi siswa, dan confusion over the teacher’s role.kebingungan peran guru, waktu, biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder.

Manfaat dari adanya Teknologi :

kemajuan IPTEK telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan

kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

– Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan

– Ketersediaan Sarana dan Prasarana,dll.

DAMPAK NEGATIF TEKNOLOGI (SAINS) :

–  Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”,

–  tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini

–  Pencemaran Linkungan.

–  Poteni Konflik,dll.

–  Produksi weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari iptek; belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.

A.  Bidang Informasi dan komunikasi

  Dampak Positif
a.Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
b.Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
c.Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.

Dampak Negatif
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.

B. Bidang Ekonomi dan Industri
Dampak Positif
1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2. Terjadinya industrialisasi
3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat

 Dampak negatif 
1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”. {mospagebreak}

HUBUNGAN ANTARA TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT :

Hubungan antara teknologi informasi dan citra pendidikan masyarakat di indonesia sangat erat. Tanpa teknologi informasi masyarakat tak akan bisa hidup dengan nyaman dan pendidikan pun tidak akan berjalan dengan lancar karena kini hampir semua hal membutuhkan teknologi. Hanya saja tergantung kita menyikapinya, bagaimana kita dapat mengontrol diri kita sendiri untuk mempergunakan teknologi yang ada dengan positif dan agar citra pendidikan kita pun terjaga dengan baik.

KONSTRUKTIF PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (buatan) kita sendiri.

Menurut Peage (1970), ada dua aspek berfikir dalam proses pembentukan pengetahuan yaitu :

  1. Aspek Figuratif, merupakan imajinasi keadaan sesaat yang statis, yang mencakup persepsi, imajinasi, dan gambaran mental seseorang terhadap suatu objek atau fenomena.
  2.  Aspek Operatif, lebih berkaitan dengan tranformasi dari suatu tahap ke tahap lain yang lebih tingi.

PENDEKATAN DAN METODE

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).

 Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode  adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.

MATERI UAS

Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

CBSA adalah suatu  pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Pada hakekatnya, keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadamya yang berbeda tergantung pada kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.

Dalam CBSA, kegiatan belajar diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti: mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, memberikan prakarsa/gagasan, menyusun rencana, dan sebagainya- Keaktifan itu da yang dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung. Setiap kegiatan tersebut menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi, dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilat-nilai dalam pembentukan sikap (Raka Joni, 1980, h. 2).

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

HAKIKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka se­hari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Ques­tionin,g), mencmukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Conzmunity), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

LIMA ELEMEN BELAJAR YANG KONSTRUKTIVISTIK

Menurut Zahorik (1995:14-22) ada lima elemen yang harus dperhatkan dalam praktek pembelajaran konstektuali

  1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
  2. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian mem­perhatikan detailnya.
  3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun (1) konsep sementara (hipotesis), (2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
  4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge).
  5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.

Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis makhluk hidup lainnya.  Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia terus-terusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas akan mampu menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola muka bumi ini. Namun, tidak selamanya pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada juga pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan ataupun mudarat.

Dikemas dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasannya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XV Pasal 54 dinyatakan bahwa:

(1)   Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

(2)   Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan.

(3)   Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Dalam hal ini peran masyarakat sangatlah penting dalampeningkatan mutu pendidikan,dengan memberikan kontribusi baik gagasan/ide-ide,bantuan tenaga,materi yang mungkin peran pemerintah adanya keterbatasan tertentu,menyumbangkan keahlian/ kreatifitas-kreatifitas tertentu, peran masyarakat juga sangat penting dalam tercapainya suatu bentukvisi dan misi sekolah. Tetapi kita juga menyadari masih banyak yang belum begitu memahami bahwasanya peran masyarakat itu sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan, sebagian besar hanya berfikir bahwa ruang lingkup suatu pendidikan hanya sebatas hubungan guru, pemerintah dan orang-orang yang tergolong dalam anggota sekolah saja. Padahal semua itu sudah tertera dalam UU , tetapi semua itujuga bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat yang kurang memahami tapi bisa juga pihak sekolah sendir kurang adanya transparasi atau kurang menjalin Humas dengan baik.

Contoh konkrit atau nyataperan masyarakat adalah Memberikan bantuan tenaga mengerjakanrenovasi suatu bangunan atau fasilitas yang diperlukandalamsuatu lembaga pendidikan ,bergotong royong untuk saling memperbaiki, dan ada pula berupa kontribusi dana untuk perbaikan sarpras, karena ini juga berkaitan dengan nama baik lingkungannya biasnya maksudnya adalah kebanyakan orang-orang melihat suatu bentuk bangunan untuk mengetahui kepribadian lingkungan setempat, apalagi berupa kebutuhan masyarakat yang sangat penting biasanya dilihat dari bangunan Sekolah, tempat peribadatan ,dan tempat-tempat penting lainnya. Ada pula peran masyarakat memberikan edukasi khusus untuk kreatifitas para peserta didik sesuai dengan kreatifitas yang dihasilkan lingkungan setempat ataupun kreatifitas lainnya yang dimiliki oleh masyarakat.

HUBUNGAN ORANGTUA DAN MUTU PENDIDIKAN

Orang tua adalah salah satu mitra sekolah diamana peranan orangtua adalah mempercayakan anaknya untuk lebih baik dan menjadi pribadi yang mampu membawa perubahan positif baik dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah, disini pula pihak orang tua mendistribusikan dana untuk keberlangsungan suatu pendidikan anaknya supaya dalamproses pendidikannya berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan anak-anak yang berkualitas, dan hubungan orang tua dalam perencanaan pengembangan sekolah dapat ditempuh dengan banyak cara seperti orang tua dapat datang ke sekolah tanpa/dengan undangan sekolah yang mengundang, dan sekelompok orang tua mengadakan pertemuan di luar sekolah untuk bersama-sama menampung berbagai permasalahan yang dihadapi dan dari jumlah permasalahan tersebut dipilih sejumlah permasalahan paling penting yang akan dipecahkan, serta dalam memecahkan masalah, harus memperhitungkan pula kemungkinan tersedianya sumber dana dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, serta kesempatan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga setelah orang tua membahas dan memberikan masukan untuk peningkatan mutu sekolah, hasil dari pertemuan tersebut kemudian diserahkan kepada sekolah.

Dengan demikian ada tiga model partisipasi orang tua yaitu: Protective atauSeparate ResponsibililiesSchool to Home Transmision atau Sequential Responsibilities, dan Curriculum Enrichment, serta Partnership atau School Responsibilities (Elliot dalam Pruitt 2003: 21-27; Swap dalam Christenson, 2002: 15-17; dalam Slameto dan Kriswandani).

  1.  Model Protective atau Separate Responsibilities mengasumsikan bahwa keluarga dan sekolah masing-masing memiliki tanggung jawab anak yang saling terpisah satu dengan yang lain, maka dari itu akan menjadi paling efektif dan efisien jika keluarga maupun sekolah menangani tujuan, target dan kegiatannya masing-masing secara saling lepas.
  2.  Model School to Home Transmision atau Sequential Responsibilitiesmengasumsikan bahwa keberhasilan anak didukung secara berkelanjutan oleh harapan dan nilai-nilai antara keluarga atau rumah dan sekolah;
  3.  Model Curriculum Enrichment berasumsi bahwa interaksi antara keluarga dan personel sekolah dapat mendukung kurikulum dan tujuan pendidikan. Tiap pihak mempunyai keahlian khusus berkaitan dengan kurikulum atau proses belajar mengajar dan pengajaran.
  4.  Model Partnership atau Shared Responsibilities menekankan koordinasi dan kerjasama sekolah dan keluarga untuk mengembangkan komunikasi dan kolaborasi. Asumsinya sekolah dan keluarga lebih efektif jika informasi, nasehat, dan pengalaman di “shared‟ secara berkelanjutan di antara semua warga sekolah, keluarga dan masyarakat.

 BY : UJHANG SHANTHO

Tinggalkan komentar